Senin, 05 Desember 2011

Hujan dan Air mata



Satu bulir air akhirnya merekah. 
Menggelayut di pelupuk matanya yang basah.
Pelan kristalnya bergulir sunyi. 
Membentuk parit di pipi.
Melebur di dagu. 
Dan menetes penuh pilu.
Berharap hujan membasuh pedih.
Berharap suara guruh menelan rintih.
Mendesah lemah menatap langit.
Mencoba berdamai dengan hatinya yang sengit.
Biar basah. 
Sebasah perasaannya.
Biar kuyup. 
Sekuyup hatinya.
Biar air hujan menyamarkan air mata.
Dan terlepas sesak yang tadi terbata.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar